Thursday, May 09, 2013

Raja Ampat, A Trully Hidden Paradise

Wohooooo!!! The second trip in 2013!! Guess where I went? Yep, where the most beautiful, exotic, and exciting places in the world (most common people think), RAJA AMPAT!!! Am I lucky? I guess so. Saya merasa sangat sangat sangat beruntung karena kebetulan saya tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk kesana. Bisa dibilang semi backpackeran.

Sekilas mengenai lokasi kepulauan Raja Ampat. Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, ibukotanya terletak di Waisai. Kabupaten Raja Ampat memiliki 610 pulau, dimana empat diantaranya adalah Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo yang merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.

Diantara keempat pulau besar, saya berjelajah ke Waigeo, dimana terdapat ikonnya Raja Ampat di perairan Wayag


Day 1 - Kamis, 11 April 2013

Well, saya cabut kuliah karena terlanjur tidak sabar dan otak rasanya sudah lupa banget sama perkuliahan. Saya flight ke Makassar sore hari tapi nggak langsung ke Sorong, Papua. Setibanya di Makassar, saya mampir makan ikan bakar di Warung Pangkep dan kemudian bermalam di rumah nenek di Jalan Mappaodang 45, Boengaya. Saya pun sengaja tidur di kamar tante yang baru saja pergi menghadap Sang Pencipta dengan hati yang pilu..


Day 2 - Jumat, 12 April 2013

Pagi hari saya sudah harus terbang ke Sorong dengan Merpati, namun sayang pihak maskapai menunda penerbangannya hingga keesokan harinya. Dengan segala cara (dan paksaan) supaya kami bisa tetap ke Sorong tepat waktu, akhirnya kami bisa ditransfer ke pesawat Express Air yang ternyata, interiornya jauh lebih luas dan tidak sempit dibanding Merpati. Just say.

Ready to flight to an exotic island
Up from skies! Hi, West Papua!
Sore harinya tiba di bandara Domine Eduard Osok airport, Sorong, Papua Barat
Stay di Hotel Waigo

Malamnya kami ke semacam pusat perbelanjaan terbesar di Sorong, namanya SAGA. Bukan mal juga, karena kriterianya tidak seperti mal. Penasaran? Bisa di googling kok. Disana kami belanja kebutuhan logistik untuk dua hari kedepan dan baju oleh-oleh tulisan Raja Ampat hahaha. Maklum, hanya di kota Sorong anda bisa belanja kebutuhan. Selanjutnya, jangan harap bisa ketemu warung apalagi mini market di daerah Raja Ampat. 


Day 3 - Sabtu, 13 April 2013

Pagi harinya kami langsung meluncur ke pelabuhan Usahamina dimana speedboat Aurel 02 sudah menunggu kami dengan manisnya. Speedboat ini milik salah satu dari tim yaitu Om Sanco dan nama Aurel diambil dari nama anaknya. 

Let's begin the adventure! Rasanya semangat banget menuju Raja Ampat yang kurang lebih memakan waktu 4 jam saja. SAJA. Tujuan pemberhentiannya adalah perairan Wayag, tepatnya di pulau Batu Elang atau Pulau Kawe yang merupakan area konservasi hiu. Kami pun menginap disana, atas dasar izin masyarakat setempat. Speedboat gratis, penginapan juga gratis. Alhamdulillah :)

 Get ready to sail

Di awal perjalanan, saya dan tim kurang beruntung karena cuaca tidak bersahabat, hujan kecil melulu, ditambah lagi selalu ada badai, maka kami sering mampir di pulau-pulau atau berhenti di tengah-tengah laut sambil memancing ikan-ikan eksotis. Akhirnya perjalanan kami memakan waktu 8 jam ke tempat tujuan. DELAPAN JAM PEMIRSAHHH!!

Tante sayang yang mengajak saya ikut acara reuniannya ke Raja Ampat
Seasick, lol

Setelah dua jam perjalanan di atas laut yang sejauh mata memandang semuanya warna biru, akhirnya kami tiba di Teluk Kabui. Aduh itu nggak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Harus pake perasaan! 

Teluk Kabui berisi tebing-tebing cantik yang jaraknya berdekatan dan jumlahnya sangat banyak! Seolah-olah mereka menyapa kami dan bilang "selamat datang" setiap kapal kami berlayar kedepan. Adventure banget kayak jungle-jungle hahahaha. Saya speechless dan nggak berhenti nyebut "Subhanallah" karena saking indahnya pemandangan yang saya lihat, dicampur takjub dan nggak percaya, apalagi itu pengalaman pertama saya melihat tebing-tebing indah di tengah laut. 

Teluk Kabui yang sangat sangat sangat indah

Setelah melewati Teluk Kabui yang indehoy banget itu, saya dan tim mampir ke Pulau Ancelop. Sebut saja Ancelop, kurang lebih begitu nama dan tulisannya menurut pak Michael yang tinggal disana, karena di google pun tidak ada tulisan mengenai pulau ini. Menurut om Alex (salah satu rombongan), pulau ini hanya dihuni satu suku saja. Sebenarnya mampir ke pulau ini nggak direncanakan tapi karena ada badai di depan perjalanan, kami terpaksa mampir sambil memancing. 

Suasana di pulau ini sangat tenang, damai, manyayat hati saking sunyinya, wah pokoknya cetar membahana deh. Saya juga bisa dengar suara burung Cenderawasih yang ternyata suaranya mirip Orangutan! Nggak ngerti pendengaran saya yang salah, tapi emang kayak gitu suaranya. Rasanya siap lahir batin tinggal disana hahaha.

Pulau Ancelop (just say that), terlihat rumah penduduk dari dermaga
Bengong sambil melihat laut sejauh mata memandang sambil dengerin suara Cenderawasih berkumandang? Bisa bangeeeeeet!
Hutan mangrove yang sangat hijau dan lebat

Lanjut jalan dan terus menikmati perairan Raja Ampat. Fyi, selama perjalanan laut ini nggak pernah bosan loh, karena isinya pemandangan bukit-bukit yang tersebar disana. Kesana sedikit ketemu bukit, kesini sedikit ketemu bukit lagi. Jarang bete dan asik banget! Saya dan tim kembali mampir ke salah satu spot di tengah laut yang dimana cuma ada satu pulau kecil berdiri disana. Mungkin kalau malam pulaunya tenggelam kali ya. Kecil bangeeeeet. Tapi disitulah case kamera saya jatuh! 

Sebut saja Pulau Melinda, karena nggak ada yang tau namanya. Saya yakin malam hari pantainya hilang

Setelah dari pulau-kecil-yang-mengambil-tumbal-casing-kamera-saya, kami pindah ke perairan lain lagi dimana banyak bukit-bukit bagus lagi, dan ada satu bukit yang dinamakan Pulau Hamburger. Menurut saya sih seharusnya Bukit Hamburger, karena nggak ada pantainya sama sekali dan bentuknya beneran bukit. Disana ngapain? Yak memancing lagi dan lagi. Kami berhasil dapat ikan-ikan yang sangat besar yang warnanya keren abis. Memang ikan-ikan di perairan Papua nomor satu. Cantik banget soalnya. 

Dibilang Hamburger karena lapisannya berwarna-warni seperti susunan hamburger
The details
Tante Vivi mengabadikan momen :)
Cumi-cumi dan ikan ini sebagai umpan
Beberapa hasil tangkapan kami
Kakap merahnya gorjes
Om Alex megang pistol
Fun Fishing!

Setelah berkeliling dan puas memancing, kami melanjutkan perjalanan ke pulau yang akan kita inap karena langit pun sudah mulai gelap. Namanya Pulau Kawe dimana pulau ini dijadikan tempat konservasi bayi Hiu. Menurut masyarakat yang tinggal disana namanya Batu Elang, tapi setelah saya gugling ternyata nama tempat konservasi ini bernama Pulau Kawe. 

Akhirnya bersandar juga di dermaga setelah delapan jam perjalanan laut
Dermaga ini dibuat oleh bule yang meneliti konservasi hiu di Pulau Kawe ini

Di pantai pulau Kawe ini banyak terdapat bayi hiu berenang, dan anehnya hiu-hiu ini nggak lari ke laut. Ada juga ikan-ikan kecil berbarengan dengan hiu yang berenang di pantai (pantai loh bukan laut), yang baru pertama kali ini saya lihat hal semacam itu. Begitu sampai, saya langsung berenang di pantai. Itupun setiap ada bayi hiu yang mendekat saya langsung kabur hahaha. Parno bok!

My best panorama. View dari dermaga di sore hari
Pantaiiiiii!
It must be a very long-life boat. Satu-satunya perahu disini dan rusak. Kasihan mas-mas yang tinggal disini.. Mereka baru bisa 'kemana-mana' kalau ada perahu/kapal pendatang
Dua hiu asik memadu kasih
Bisa ngasih makan pake remahan roti. Berhubung disini krisis makanan, rotinya buat saya saja hahaha

Suasana Pulau Kawe sangatlah asri karena tepat dibelakang tempat kami menginap berbatasan langsung dengan tebing hutan. Suara gagak selalu terdengar dan banyak sekali Komodo berkeliaran, yang jujur, cukup ngeri. Air untuk mandi disana sudah menggunakan pompa namun rasanya masih sedikit asin, dan listrik hanya menyala dari pukul 7 malam sampai pukul 7 pagi. 

Overall, pulaunya natural sekali, pantainya cantik dengan pemandangan hiu berenang di pantai dan tebing-tebing ditengah laut, penerangan yang minim, dan sangat menyatu dengan alam. Saya suka.

Hanya ada satu rumah di tempat konservasi di Pulau Kawe ini. Kami menginep disana, dan terpaksa "mengusir sebentar" local people disana hihihi sorry..
Suasana di pulau dan sekitar penginapan. Indah sekali :)
Komodo berkeliaran dimana-mana jadi harus hati-hati setiap melangkah. Biasanya mereka juga takut sama manusia dan langsung sembunyi di hutan-hutan
Saya dan kamu pun kitorang
Dapur yang berbatasan langsung dengan tebing hutan yang cantik (kiri atas); Tempat ngaso didepan pantai (kanan atas); dan lapangan voli yang berbatasan langsung pula dengan hutan (bawah)


Day 4 - Minggu, 14 April 2013

Bangun pagi, kami bakar-bakar ikan untuk sarapan, setelah itu siap-siap mau hiking di Wayag! Yay taksabarrrr taksabarrrr! Wayag merupakan ikon dari Raja Ampat itu sendiri dan memang paling indah dibandingkan spot-spot sejenisnya. Jaraknya hanya 15 menit naik speedboat, very close. 

Ready to hike a paradise mode: on
Pagi yang tenang, speedboat Aurel 02 sudah menunggu :)
Kelihatannya dangkal tapi aslinya cukup dalam

Sambil menunggu yang lain selesai bersiap (saya sudah siap duluan saking napsunya), saya dan si teman kecil, Aldo, main sama-sama di dermaga dan pantai. Matahari juga sangat bersahabat dan cerah saat itu. One of my best moment entire my life :)

Aldo in action! Ternyata dia jago berenang! Lucu banget
Aldo and his papa, Michael. Mereka ikut saya dari Sorong loh!
Papa Michael juga siap mendaki dengan saya. Love you papa!

Tidak lama setelah perjalanan, tebing-tebing cantik mulai bermunculan. Kapal kami melintas dengan pelannya sambil menikmati sunyinya perairan disana. Kanan kiri depan belakang tebing. Dimana-mana tebing. Bedanya sama Teluk Kabui, disini jauh lebih keren. Pola tebingnya lebih halus, lebih hijau, dan lebih tinggi. Asiknya lagi disana cuma ada tim saya, tidak ada siapa-siapa. Private sail. Kalian harus kesini untuk dapat sensasinya. Damai dan menenangkan, pokoknya Subhanallah.

Entering Wayag...
Wayag 2: Lihat satu pohon yang berdiri sendiri disana? Ya. Itu tujuan pendakian saya
Happy girl, rada narsis sih hahaha

Tiba di Wayag 2, boat langsung bersandar. Saya bersiap pakai sepatu dan sarung tangan. Disana tidak ada jalur khusus untuk hiking, apa adanya, sangat alami, dan cukup berbahaya dengan kemiringan yang cukup tajam. Hikingnya sendiri hanya memakan waktu kurang dari satu jam namun trekkingnya lumayan curam. Pada saat hiking pun posis saya nyaris pelukan sama tanah. Tinggi tebingnya kira-kira mencapai 56 meter. Beruntung ada kakak-kakak dari pulau Kawe yang siap membantu, menjaga, dan ikhlas bawa minuman saya hehehe.

Wayag 2: tidak ada dermaga, kapal bersandar langsung di tebing

Fyi, spot hiking disini ada dua, Wayag 1 dan Wayag 2. Spot-spot ini sengaja ditetapkan dan dinamakan begitu karena dari situlah semua pemandangan bisa didapat dengan viewnya yang sangat oke. Saya naik di Wayag 2 karena medannya tidak seekstrim Wayag 1. Disamping itu tim saya kebanyakan ibu-ibu amatir maka dibawalah kami ke Wayag 2. Terakhir, Wayag 1 ada pantainya sedangkan Wayag 2 tidak.

Sensasi hiking sama ibu-ibu benar-benar beda. Lebih lama, heboh, dan banyak istirahatnya. Tapi seriously mereka lucu. Ibu-ibu aja bisa, kalian kapan?

Begitu sampai diatas pemandangannya, Subhanallah. Speechless. Tidak bisa dijelaskan lewat verbal maupun blog, harus telepatian dulu sama saya supaya tau gimana rasanya hahaha. 

Harga tiket pesawat yang mahal, mabok laut nyaris muntah, delapan jam diatas laut, hiking sampai luka-luka dan celana saya robek, dan semua perjuangan lainnya tidak ada apa-apanya begitu saya melihat panorama ini. Bukan worth lagi, tapi lebih dari itu. Saya merasa sangat amat bersyukur dikasih Tuhan kesempatan secepat ini untuk menginjakkan kaki saya di Raja Ampat. Ini jauh banget men, jauh banget. Semuanya luar biasa. Indonesia rajanya surga dan Tuhan memang luar biasa, anda harus percaya itu. 

Kapal kami terlihat dari atas sedang berputar-putar, aaaah >.<
My favorite thing is to go where I've never been
Pemandangan dari sisi lain
Adventure must start with running far away from home

Saya menghabikan waktu lama sekali diatas tebing Wayag sampai bosan, walaupun sebenarnya tidak akan pernah bosan. Setelah turun dari tebing, sayapun langsung lepas sepatu dan locat ke laut! Syegeerrrrr. Namanya juga teluk, jadi di bawah airnya nyaris nggak ada ikan dan kedalamannya masih terbilang dangkal.

Dangkal sih dangkal tapi masih pake life vest, mbak? Hahaha

Sore mulai menjelang tandanya kami harus meninggalkan Wayag. Suka tidak suka, mau tidak mau. Sedihnyaaaa! Saya kembali ke Pulau Kawe mengantar pulang sang suku asli mas Adam, mas Oslap, dan satu lagi mas-lupa-namanya-siapa. 

Kemudian kami langsung pulang ke Sorong dan di perjalanan saya bertemu rombongan dari Cina sambil dadah-dadahan sok kenal. Cukup terharu rasanya melihat mereka rela jauh-jauh dari Cina sampai kesini walaupun sayangnya mereka tidak hiking. 

Dadah mamaseeee! Ingat tangan saya mas. Peace. Kalau diajak pemberontak Papua Barat jangan mau ikutan ya mas
Mas lupa-namanya-siapa, Mas Oslap, dan Mas Adam. Thank you for guide us yaaa!! Mungkin kita nggak pernah ketemu lagi untuk selamanya, tapi memori akan kalian nggak akan pernah terlupakan.

So we're ready back to sail again! Siap-siap lagi mabok laut. Berlayar, berlayar, dan berlayar. 

Setelah dua jam berlayar, saya mampir dulu di resortnya Raja Ampat di Pulau Mansuar. Di Pulau Mansuar merupakan kumpulan resort, dimana Resort Dive Lodge paling mencolok dibanding resort lainnya dengan desain yang sangat ke-bali-bali-an. Kenapa tidak nuansa Papua saja ya? Mungkin pemiliknya asli Bali yang  tidak ingin memisahkan unsur Bali di bisnisnya, and well, cukup disayangkan. Harga resort permalam berkisar mulai dari 2 juta. Penataannya bagus dan tertata rapi. 

Resort-resort tidak boleh dibangun berdekatan dengan Wayag, alasannya demi terjaganya kelestarian perairan disana. Orang-orang yang menginap di resort ini perlu menempuh perjalanan 2 jam untuk sampai ke Wayag, sedangkan saya hanya butuh waktu 15 menit :) (maaf sombong hahaha).

The main gate
Raja Ampat Dive Lodge Centre
Santai-santai di dermaga

Setelah foto-foto seakan-akan saya menginep disana (hahaha), saya lanjut kembali pulang ke Sorong yang memakan waktu 2 jam. Malam hari tiba-tiba kapal mogok di tengah laut, tidak ada lampu, dan gelap gulita. Rasanya sudah pasrah terombang-ambing di tengah laut sampai ada mukjizat datang. Beruntung om Sanco bawa cadangan bahan bakarnya horeee. Doi bawa 10 dirijen bahan bakar yang totalnya 200 liter bahan bakar kalau saya tidak salah. Setelah diisi, kapal bisa melanjutkan perjalanan ke Sorong. 

Sesampainya di pelabuhan Usahamina sekitar pukul 8 malam, dadah-dadah sama crew kapal, pelukan sama Aldo huhuhu, kemudian lanjut ke perumahan dokter untuk tidur, makan, dan packing kembali ke Jakarta besok harinya.


Day 5 - Senin. 15 April 2013 

Bangun pagi karena flight pagi! Rasanya malas dan sedih. Kapan lagi saya bisa kesini? Kapan lagi? KAPAAAAANNNN??? Malas kuliah. Malas semuanya. Pengen gigit kuping! Di bandara tidak lupa saya membeli makanan khas Sorong yaitu Roti Abon Gulung untuk ibu dan Sarang Semut untuk ayah sebagai oleh-oleh. Rotinya itu khas Sorong, kalau Sarang Semutnya merupaka herbal yang direbus dahulu kemudian diminum. 

Tiba di Makassar, kami semua berpisah. Saya dan tante dijemput abah Munjin (suaminya si tante) dan lanjut makan siang dulu  ikan bakar di pinggir jalan yang edan abis, kemudian saya bersiap flight ke Jakarta. Saya tidak mandi siang, baju sudah kusut, sepatu saya kotor kena tanah gara-gara hiking, dan dry bag juga kotor. Semakin diperparah karena saya beli kopi dan kopinya tumpah ke sepatu huhu. Benar-benar hectic day dan kotor day.

Saya kangen Raja Ampat. Kangen suasananya, pemandangannnya, tebingnya, wajah-wajah khasnya, semuanya. Bagi saya 3 hari disana nggak cukup, harus seminggu karena masih ada Misool yang keindahannya juga nggak kalah. Di Misool terdapat gambar-gambar kuno tentang fauna laut dan kombinasi garis dan warnanya menyimbolkan kesuburan dan kehamilan. Doa saya adalah semoga dapat kesempatan kembali kesana, amin :).

With my new little friend, my lovely kid, my Aldo. Miss you


With love,
Melinda Rachman.


Note:
Untuk informasi resort bisa hubungi saya karena saya ambil banyak informasi dan kartu nama resort bersangkutan. Bisa lewat email ke melindarachman@gmail.com :)

-