Sunday, November 14, 2010

Green Festival 2010!!

Halo ;) Waktu tanggal berapa yak lupa, 5-7 November kalau ga salah gue ke GreenFest sama kak Lalla tapi hari Sabtunya saja. Jujur aja selama 3 tahun berturut-turut gue ikut GreenFest (kerajinan), tapi ditahun 2010 ini sepi banget! Pengetahuan yang di share juga sedikit. Agak kecewa sih.

Foto terakhir kayak ibu pejabat negara lagi lihat-lihat haha~

All Photos by @LallaPratami ;) Makasih kak Lalla!

Love, 
Melinda R.

-

Saturday, September 25, 2010

Fall in love with Tana Toraja

Hello, bulan September 2010 ini saya jalan-jalan ke Pulau K, yaitu pulau Sulawesi. Saya hanya berputar-putar di Sulawesi Selatan, yakni Makassar, Pare-Pare, Rappang, Enrekang, dan Toraja. Saya juga sempat mampir ke Sulawesi Tenggara (Kendari) karena ada tante tersayang menikah disana.

Overall, yang benar-benar bikin terpesona adalah Toraja. Kalian tau kan Toraja? Yang nggak tau kebangetan. Kalau kalian ke Taman Mini dan lihat rumah adatnya Sulawesi Selatan, itu kepunyaan Toraja. Rumah adat itu disebut Tongkonan. Saya akan bercerita sedikit, pada poin-poin utama.

Saya dan keluarga Bugis saya yang doyan berpetualang, ke Toraja dengan perjalanan darat sekitar 8 jam dari Makassar. Jalannya naik turun dan belok-belok, semakin lama semakin naik karena Toraja berada di dataran pegunungan.

Tempat menyimpan lumbung padi
Di seberang lubung padi ini ada Tongkonan (rumah adat Toraja) yang berderetan dan besar sekali! Sebenarnya kita hitungannya sewa dan harga permalamnya mahal banget! Tapi karena yang punya Tongkonan ini adalah mahasiswinya om saya, jadi dikasih cuma-cuma deh :). Padahal rumah ini hanya terbuat dari kayu, nggak ada tv, nggak ada kamar mandi, cuma ada listrik, tapi kenapa mahal? Itulah adat. 

Tongkonannya sendiri (katanya yah) bisa mencapai Miliaran rupiah. Dan memang sudah berdiri (katanya lagi yah) 300 tahun tanpa renovasi besar. Tongkonan ini besar, hebat, tanpa paku sama sekali, dan hanya menggunakan sistim pasak. Bayangin sama gedung bertingkat yang menggunakan teknologi sangat canggih, tapi bisa rapuh juga karena gempa. Dibandingkan dengan rumah jaman dulu yang sangat kokoh tanpa paku sekalipun. Awesome!

Ini dia Tongkonan yang saya tinggali
Berbicara tentang masyarakat Toraja itu unik. Keren. Saya akan beritahu sedikit informasi yang saya dapat dari sang om seorang arkeolog yang sangat mencintai Toraja itu, dengan sedikit kesotoyan saya:

  • Masyarakat Toraja mengubur mayat mereka bukan dibawah tanah, tapi diatas bukit. Alasannya semakin tinggi tempat kubur mereka, maka akan semakin tinggi pula derajatnya. Itupun harus mengikuti serangkaian upacara kematian dahulu minimal 7 hari dengan step-step yang berlaku. 
  • Saat upacara kematian terdapat tradisi menggorok leher kerbau, dan tanduknya dipajang didepan Tongkonan (rumah) mereka. 
  • Jumlah kerbau yang 'di sembelih' minimal kira-kira 26 ekor kerbau untuk para bangsawan. 
  • Satu ekor kerbau mencapai ratusan juta rupiah. Baru satu ekor loh! 
  • Terdapat kerbau dengan ciri khas tertentu yang disebut "Tedongbonga", dengan kulit berwarna putih/pink, yang diyakini membawa keberuntungan. Harganya bisa mencapai 200an juta rupiah. 
  • Adapun masyarakat Toraja yang jika belum sanggup untuk membuat upacara dikarenakan keterbatasan biaya, mayat dari keluarga mereka disimpan dirumah sampai uang mereka terkumpul untuk upacara pemakaman itu. 
  • Di Toraja yang namanya tengkorak tergeletak sudah sangat biasa.
  • Masyarakat Toraja mengukir tebing-tebing berupa kamar-kamar kecil untuk menyimpan mayat. Bikinnya manual, tanpa mesin apapun. Bayangin bisa setahun lamanya untuk jadi satu ruangan kecil itu. 
  • Masyarakat Toraja sebagian besar sarjana dan sangat giat. Terbukti dosen Teori Ekonomi Makro saya, Ubaldus Upa, lulusan dari Boston University.
  • Masyarakat Toraja sangat menjaga tradisinya yang kaya dan unik.
  • Masyarakat Toraja hidup sederhana, tapi sebenarnya mereka tajir banget 
  • Aku cinta Toraja.

Itu baru beberapa fakta yang bagi saya sangat unusual dan mengagetkan, dan masih ada banyak fakta yang bikin terpesona. Disana, kebanyakan saya ke goa-goa, kuburan gantung, kuburan pohon, dan lainnya.Mistik, seram, unik, kagum, nggak percaya, semua jadi satu. Berkali-kali saya bergumam "Sumpah keren abis!", sambil jepret sana-sini.

Kuburan seorang profesor
Kuburan pohon, didalam pohon itu isinya mayat bayi

Itulah secarik dua carik hal yang bisa saya share dan saya hanya bisa bilang bahwa AKU CINTA TORAJA!! Bagi yang lagi ngetrip di Sulawesi Selatan nggak ada salahnya cicip-cicip kaki di Tana Toraja!



Dukung Toraja masuk sebagai The World Heritage ya! Saat ini sedang pengajuan proposal, dan mudah-mudahan dunia mengenal budaya Indonesia dengan keanekaragaman yang dimiliki dan juga pemerintah tidak bodoh terus dengan membiarkan aset kita, sehingga tidak dicuri lagi sama negara lain :)

Ohiya, sebenarnya saya datangi semua spot-spot pemakaman dan goa, tapi dokumentasi foto saya hilang, hiks. 


Love Toraja,
Melinda R.

-

Monday, August 23, 2010

My 18

Hoho, aku ulang tahun tanggal 2 kemarin yang ke delapanbelas. Rasanya masih cute dan rasanya cepat tua. 18 tahun masih aja dilempar-lempar kecap, telur, dan terigu. Dasar norak but it was fun ;)


Kejadiannya sama sekali nggak terduga. Secara umur 18 tahun gitu, apa spesialnya. Jadi seharian penuh gue dirumahnya Audita, ngerjain tugas ospek bareng anak-anak yang lain. Pas pulang baru deh ada surprise dan dengan sadisnya anak-anak itu mendobrak pintu kamar, "Happy Birthday to yooou...." lagu terputus dan gue langsung di bully. Krik krik.

Yang paling bikin kaget, waktu sehari sebelum H, gue cuma iseng bilang pengen kue mawar yang nggak sengaja pula nemu di google. Eh taunya beneran dibawain kue bentuk mawar haha. Big thanks to Afrian Mahardika :)

Capek banget dan masuk angin, bye!

Terima kasih buat long last highschool friends ever yang selalu care,
Melinda R.

-

Wednesday, January 06, 2010

Main-main Sebentar di Bandar Lampung

Well, hello people, I'm back for you and for my lovely blog. Happy holiday! Merry christmas who celebrated, and happy new year! :)

Liburan semester ini saya sekeluarga iseng pergi ke Bandar Lampung! Ini pertama kalinya kaki saya menginjakkan tanah Sumatera, and let's see what they have.


Minggu, 27 Desember 2009.


Pagi-pagi sekali saya berangkat sama adik-adik, nyokap, kak Alfi, Akmil, dan mama Akmil ke Pelabuhan Merak. Lampung kan dekat, naik mobil pun jadi opsi pertama. Siangnya kami sudah di kapal Ferry yang nyebrangnya memakan waktu sekitar 2 jam. Tiba, kami mampir dulu ke rumah Upi, dimana cuma doi saudara kami yang stay di Lampung. Setelahnya, cus ke Sheraton Hotel untuk bermalam.


Senin, 28 Desember 2009.

Paginya kami langsung ke Pantai Mutun. Disana sih nggak ada apa-apanya. Pasirnya juga sedikit. Kami lanjut nyebrang ke Pulau Tangkil dan ternyata keren! Asiknya lagi cuaca saat itu lagi rintik-rintik mendung. Sambil mendung pun kami main Banana Boat dan rasanya kayak lagi syuting video klip hahaha.

Banana-boating di Pulau Tangkil
Selasa, 29 Desember 2009.

Way Kambas! Tempat penangkaran Gajah yang membutuhkan waktu 3 jam perjalanan dari kota Lampung atau jaraknya 110 km dari Bandar Lampung. Sayang waktu saya kesana gajahnya sedikit sekali dan lagi tidak ada pertunjukkan. Dulu tempat ini hits banget loh, tapi namanya sudah pudar yang katanya gara-gara dibuka tempat penangkaran lain namanya Taman Kedaton yang "lebih diurus dan diperhatikan dan lebih banyak fasilitasnya". Sayang ya.

Sekilas tentang Way Kambas, ternyata tempat ini berupa Taman Nasional pertama dan tertua di Indonesia yang dinyatakan pada tahun 1982, berlokasi di Kabupaten Lampung Tengah. Taman Nasional Way Kambas dikenal dengan konservasi gajah karena menjadi tempat latihan dan tempat perlindungan para gajah.

Tempat pemandian gajah. Sumber Travel Kompas
Bayi gajah
Colek dong

Way Kambas juga sebagai habitat Badak Sumatera, Harimau Sumatera, dan hewan lainnya yang bisa lebih lanjut dibaca disini, Way Kambas sebagai tempat flora dan fauna

Saya lagi asik makan tiba-tiba babi hutan ini lewat
Menyaambut sore hari kami enjoy makan durian a.k.a duren, dan tetap ditemani babi hutan yang berkeliaran zz.  

Malamnya kami ke Bukit Randu dimana ada kota di atas bukit. Disana kita bisa lihat pemandangan seluruh kota Lampung dari ketinggian. Hawanya tidak sedingin puncak tapi viewnya keren banget! I can see the whole city of Bandar Lampung.

Restauran di Bukit Randu Hotel


Rabu, 30 Desember 2009.

Hari terakhir. Ke Bambu Kuning karena emak-emak mau belanja kain khas Lampung. Saya beli pajangan Siger mini. Lucu banget. 

Siger, mahkota pengantin Lampung. Saya beli pajangannya yang mini
Selanjutnya ke Kalianda Resort yang keren. Iyalah keren namanya juga resort, tapi kalau resort sudah pasti naturenya akan berkurang. Tapi overall memang keren sih resortnya hahaha (labil).


Selanjutnya kita ke Pantai Bagus, makan siang di saung dan menikmati kelapa muda. Uhuy.

Saw Gunung Krakatau clearly from! Cool.

Melinda R.

-